Myspace LayoutsMyspace Layouts

Harry Potter Search Engine

Monache.com Community Login Box

Jumat, 08 Mei 2009

Handphone Ulat

Teknologi selular memang berkembang sangat cepat. Dahulu, 10 tahun yang lalu video call hanya ada di film Power Ranger dan film - film anak - anak lainnya. Sekarang teknologi itu sudah menjamur dan terus berkembang menjadi teknologi yang lebih canggih.
handphone ulat unik

handphone ulat unik


Komunikasi nirkabel yang pertama adalah penyampaian sandi morse dengan gelombang radio. Setelah itu, Alexander Grahambell menciptakan telepon kabel guna komunikasi suara. Pernah kah kamu berpikir, siapa penemu benda komunikasi di dalam genggaman tanganmu itu ? Dialah Lars Magnus Ericsson dari Swedia (1910). Dialah juga yang mendirikan perusahaan Ericsson.


Setelah Perusahaan Ericson berdiri, kemudian di ikuti berdirinya beberapa perusahaan Telepon Selular yang lain seperti Motorola dan Nokia.Perusahaan-perusahaan Telepon Seluler itu kini sedang berlomba - lomba menciptakan Hp yang fleksibel, bisa dilipat - lipat seperti keyboard karet yang sudah sering kita temui. Mungkin Hp-Hp ini lebih tepat dibilang Handphone ulat.


1. Nokia 888
Nokia yakin mempunyai konsep telepon yang paling menarik. Nokia 888 Komunikator adalah suatu konsep Handphone yang futuristic. Handphone yang menggunakan baterai cair, pengenalan psuara, touchscreen fleksibel dan touch-sensitive cover ini dirancang oleh Tamer Nakisci dan memenangkan Nokia Design Award. (www.nokia888.com)


2. Benq-Siemes “Snaked”
Perancang “Snaked” Benq memperkenalkan Snaked khususnya untuk para wanita. Snaked adalah fashion phone untuk wanita pencinta olahraga, karena di dalamnya juga terdapat sensor tubuh untuk memantau perubahan bentuk tubuh supaya tetap indah.
(good-times.webshots.com)


3. NEC Tag
NEC Tag adalah suatu konsep telepon fleksibel.Handphone ini bisa digantung di sabuk atau melilit di sekitar lengan tangan pemakai. Menariknya adalah bahwa telepon mempunyai shape-memorizing material dan sensor yang sehingga telepon dapat berubah bentuk nya menurut gaya.


Tampaknya Vendor-vendor pnosel terkenal sudah mulai berlomba-lomba menjadi Produsen HP “ulat” yang pertama. Entah kapan produk ini akan di pasarkan secara bebas. Tunggu saja tanggal mainnya… pilih HP “ulat” yang paling kamu suka, dan jangan takut HP ini akan pecah karena di duduki. Karena kesemua komponennya sudah fleksibel. Teknologi supernano yang segera memasyarakat.
Kita tunggu perkembangan Hp berikutnya. Barangkali tercipta Hp yang selain bias menampilkan gambar dan suara, juga bias mentransfer Bau. Sehingga aroma di sana tercium oleh kita. Wah.. kalo gitu ingat sebelum telepon, sikat gigi dulu


Dikutip dari : Nicholas (ucupzlc.blogspot.com)

Twilight



Twilight meruapakan kisah romantis modern antara seorang gadis dan vampire


Bella Swan (Kristen Stewart) berbeda dengan gadis lainnya, tidak pernah bergaul dengan teman sekolahnya di SMA Phoenix. Saat ibunya menikah lagi dan mengirim Bella untuk tinggal bersama Ayahnya di kota kecil Forks, Washington, ia tidak berharap banyak perubahan dalam dirinya. Ketika ia bertemu dengan Edward Cullen (Robert Pattison) yang misterius dan tampan, Edward bukanlah pria yangbiasa ia temui. Edward adalah vampire namun ia tidak memiliki taring dan ia beserta keluarganya memilih untuk tidak mengisap darah manusia


Mereka berdua menjadi sepasang kekasih. Bagi Edward – Bella adalah gadia yang ia tunggu selama 90 tahun – sebagai belahan jiwanya. Namun semakin dekat hubungan mereka – semakin berat usaha Edward untuk mengontrol dirinya. Apa yang akan dilakukan oleh Edward dan Bella saat sekelompok vampir baru lainnya - James (Cam Gigandet), Laurent (Edi Gathegi) dan Victoria (Rachelle Lafevre) – hadir dan mengancam hidup mereka?

Doni Yang Malang

Doni yang Malang




Hari Minggu adalah hari santai. Tapi di rumah Doni sedang ada tamu. Mereka adalah saudara Doni yang berkunjung sekeluarga. Tapi umur anak yang mereka ajak hanya sebaya dengan adik Doni, Clara. Sudah setengah hari sepupunya itu berada di rumahnya. Doni sangat jenuh. Ia ingin keluar rumah untuk bermain dengan temannya. Tapi saat dia meminta izin pada mamanya, beliau membantah, “Tak boleh Doni sayang. Kamu harus menemani adikmu bermain.”


Dalam hatinya, Doni sangat kesal pada ibunya, “Clara kan sudah besar, masa aku harus menemaninya bermain. Padahal juga ada Ani.” Tak lama kemudian terdengar suara adiknya yang memanggil.


“Mas Doni, ambilkan boneka Barbieku di kamar ya?” pinta Clara.


“Yang mana, Cla?” tanya Doni.


“Yang baru dibelikan mama kemarin,” jawab Clara.


Tak lama kemudian Doni muncul dan sudah membawa bonekanya. “Nih, bonekanya,” kata Doni. “Daripada bengong mendingan baca buku di kamar,” pikir Doni.


Doni segera pergi ke kamar. Lalu ia mengambil buku cerita, lebih tepatnya komik. Dia sangat asyik membaca. Koleksi komiknya memang sangat banyak. Selain komik, juga ada buku cerita yang lain. Saat sedang asyik membaca, tiba-tiba terdengar suara papanya. “Don, Doni!” panggil papanya.


“Ya, pa sebentar,” jawab Doni. “Huh, sedang asyik malah diganggu,” batinnya. Doni segera berlari menghampiri papanya. Komik yang baru dibacanya, lalu dilemparkan begitu saja di atas kasurnya, saking sebalnya.


“Doni, papa, mama, bibi, paman, Clara dan Ani ingin pergi jalan-jalan,” kata papanya. Wajah kesal Doni berubah menjadi senang. ”Kami ingin pergi keliling kota.” Wajahnya semakin terlihat bahagia. Dia berharap papanya akan mengajaknya pergi. “Jadi, papa ingin kamu jaga rumah dengan baik dan jangan main ke rumah temanmu,” pinta papanya.


Seketika itu wajah Doni kembali terlihat kesal. “Mengapa aku tidak diajak?” fikir Doni. Tanpa pikir panjang, lalu Doni menjawab, “Baik pa!”


“Anak baik!” puji papanya.


Setelah semuanya pergi, Doni lalu kembali ke kamarnya lagi. Rasanya kemarahan itu sudah membara. Dia sangat kesal pada kedua orang tuanya. Apakah mereka tidak menerti apa kemauan Doni? Dia ingin main ke rumah temannya, tetapi takut melanggar janji. Akhirnya dia berdiam diri dirumah.


“Mendingan aku buat kue aja!” pikirnya. Doni memang jago masak. Saat sedang kemah, ia merangkap dua tugas yaitu ketua regu dan koki. Sesegera mungkin dia berlari menuju dapur lalu mencari alat dan bahan yang dibutuhkan. Dia ingin membuat brownies.


Dengan cepat dan cekatan, Doni membuat kue brownies tersebut. Dan tentu rasanya dijamin enak. “Hmmm........!”


Tak lama setelah kue itu selesai dibuat, terdengar derum mobil dan bunyi bel. Padahal ia belum sempat memakannya. “Pasti itu mereka. Uh..... pas banget pulangnya waktu browniesku jadi!” kata Doni dalam hatinya. Lalu Doni segera membukakan pintu dan meletakkan brownies itu di meja makan.


Clara dan Ani memamerkan belanjaanya pada Doni. Mereka segera menuju tempat bermain tadi. Padahal tempat main itu tepat di sebelah meja makan. Tapi Doni tidak menyadari hal itu.


“Wah, brownies. Enak nih!” kata Clara. Suaranya terdengar sampai ke telinga Doni.


“Jangan, Cla! Itu punyaku!” teriak Doni.


Saat mendengar suara tadi, mama segera masuk dan memisahkan mereka. ”Biarkan Doni. Toh kamu bisa buat lagi, kan?” kata mamanya. “Ayo Clara, bagi dengan Ani ya.”


“Baik ma,” jawab Clara.


Memang setelah kehadiran Clara delapan tahun yang lalu, Doni jadi diabaikan oleh mama dan papanya. Saat ini Doni sudah duduk di bangku kelas 1 SMP, sedangkan Clara kelas 3 SD. Doni selalu saja disuruh mengalah. Sampai-sampai ia tidak bisa apa-apa. Main tidak boleh, nonton televisi terserah Clara. Memang teleisi di rumah Doni tidak hanya satu, yaitu di ruang tengah, di kamar mama dan papa dan di kamar Clara. Tapi Clara tidak pernah mau nonton televisi di kamarnya, tetapi nontonnya di ruang tengah. Doni juga tidak suka nonton televisi di kamar Clara, karena semua bernuansa mereah jambu. Tentu saja Doni harus mengalah dengan Clara.


Setelah browniesnya direbut oleh adiknya, dia lalu pergi ke kamarnya lagi. Dia sangat sedih. Sampai-sampai dia berpikir akan kabur dari rumah. Ini sudah direncanakannya sejak lama, tetapi semula Doni takut akan dimarahi oleh papanya. Masalahnya ia sudah tidak tahan lagi. Tapi untuk kali ini dia tidak takut lagi. Tekadnya sudah bulat.


Setelah makan malam, dia pergi ke kamar untuk mengepak bajunya dan tanpa sepengetahuan semua penghuni rumah ini kecuali dia sendiri. Dia hanya membawa yang diperlukan saja, tidak semuanya. Doni juga tidak menulis pesan untuk mama-papanya.


Kemudian saat semua sudah tidur, dia keluar lewat jendela kamarnya dengan hati-hati. Lalu dia pergi menuju jalan raya. Dia memutuskan untuk tidur diemperan toko. Walaupun dia anak orang kaya, tetapi tidak pernah merasa bahagia tinggal di rumah itu. Dia selalu sedih, marah dan jengkel saat berada di sana.


Pagi-pagi sekali Doni sudah bangun. Dia berniat untuk mencari pekerjaan. Saat berjalan-jalan, ia menemukan sebuah laundry. Kemudian melamar kerja di tempat itu dan langsung diterima. Tapi seminggu kemudian, ia dipecat tanpa gaji sepeserpun.


“Hari ini aku lapar sekali. Ada sih uang di tasku, tapi......” pikir Doni bimbang. Ia lapar dan ia punya uang. Tapi uang itu sangat dihematnya. Akhirnya dia terpaksa menahan lapar itu.


Sudah seminggu Doni kabur dari rumah. Teman-temannya sangat merindukannya. Tak ada surat dan tak ada kabar. Papa dan mamanya juga gelisah. Clara pun juga sedih, karena tak ada yang menemaninya bermain.


Lalu ia mencari pekerjaan lain. Kemudian menemukan sebuah rumah makan. Walaupun tidak terlalu ramai pengunjung, tetapi Doni menyukainya. Dia bertemu dengan pegawai rumah makan itu. “Permisi, apakah saya bisa bertemu dengan pemilik rumah makan ini mbak?” tanya Doni


“Oh, silahkan. Mari ikut saya dik,” jawab mbak pegawai.


Mereka berjalan masuk ke dalam rumah makan itu. Ternyata rumah makan itu sangat besar dan luas. Tak lama kemudian mereka berhenti di depan sebuah kantor. Ternyata itu adalah kantor pemilik rumah makan ini. Mbak pegawai tersebut mengetuk pintu dan kemudian masuk. “Ini dik pemiliknya,” kata mbak pegawai. “ini pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak.”


“Terima kasih ya, Tuti.” jawab pemilik rumah makan ini.


Setelah mbak pegawai itu keluar, Doni dipersilahkan duduk oleh bapak pemilik rumah makan ini. “Perkenalkan dik, nama saya Pak Aliansyah, pemilik rumah makan ini. Tapi cukup panggil saja Pak Ali,” terang Pak Ali. “Ada apa maksud kedatangan adik kemari?”


“Maaf saya sudah mengganggu bapak. Nama saya Doni. Dan kalau diijinkan, saya ingin melamar kerja disini. Kebetulan saya bisa memasak,” jawab Doni.


“Boleh sekali dik. Memang kami membutuhkan juru masak,” kata Pak Ali.


“Wah, terima kasih sekali pak. Apa boleh, saya juga menginap di sini?” lanjut Doni.


“Oh, silahkan. Di sini memang disediakan penginapan bagi pegawai,”jawab Pak Ali. “Dan mulai saat ini, kamu sudah bisa bekerja di sini. Sebentar ya.” Kemudian Pak Ali menelepon seseorang. Tak lama kemudian seorang pegawai datang. Dan ternyata itu adalah mbak pegawai yang tadi. “Tut, tolong antar Dik Doni ke dapur ya. Dia akan menjadi koki di sini,” perintah Pak Ali.


“Baik pak,” jawab mbak pegawai. “Ayo dik saya antar ke dapur dan ini menu yang ada di sini. Saya Tuti, pelayan di sini.”


“Saya Doni mbak,” kata Doni.


Mereka berdua segera menuju dapur. Doni segera memasak semua masakan yang ada di menu tersebut. Sedangkan Mbak Tuti mencatat pesanan. Tak lama setelah Mbak Tuti keluar, kemudian dia masuk lagi. Ternyata sudah ada pelanggan. Doni segera menyiapkan apa yang dipesannya.


Hari demi hari berlalu. Rumah makan ini semakin hari semakin ramai. Banyak pengunjung yang menyukai masakan di sini. Karena rumah makan ini belum punya nama, kemudian sepakat diberi nama “Berkah”. Pak Ali tak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan.


Tiga bulan kemudian. Suasana di sekolah Doni dulu seperti biasa saja. Tapi teman-teman Doni sangat merindukannya. Keluarganya pun juga demikian.


Suatu pagi sebelum Rumah Makan Berkah buka, tepatnya pukul enam pagi, Doni pergi ke warung untuk membeli sabun mandi, kebetulan sabun miliknya sudah habis. Jarak warung tersebut kurang lebih 100 meter dari Rumah Makan Berkah. Dia berjalan kaki di trotoar. Tapi tanpa disadarinya, sebuah mobil berjalan belok-belok di belakangnya. Kemudian tiba-tiba Doni tertabrak mobil itu dari belakang.


Ada seorang yang melihat kejadian tersebut. Yaitu anak seusia Doni yang akan pergi ke sekolah. Lalu anak itu berteriak minta tolong. Karena tak jauh dari Rumah Makan Berkah, semua pegawai yang menginap di sana dan Pak Ali keluar. Mereka yang mendengar teriakan anak tadi segera menuju tempat kejadian. Setelah tahu kalau itu Doni, mereka semua terkejut. Termasuk anak yang berteriak minta tolong itu. Ternyata dia Andi, teman Doni satu kelas. Dia segera memberitahukan kabar ini pada keluarga Doni.


Dia segera menelepon rumah Doni. “Halo, selamat pagi. Apakah benar ini rumah Doni?” sapa Andi.


“Betul. Saya papanya. Ini siapa ya?” tanya papa Doni.


“Saya Andi, teman Doni,” jawab Andi.


“Ada apa ya?” tanya papa Doni lagi.


“Begini om, pagi ini Doni mengalami kecelakaan. Dan sekarang ada di Jl. Kapas No.7,” kata Andi.


“Baik saya akan segera ke sana,” kata papa Doni. Dan ketika itu telepon ditutup.


Semua orang yang ada di sekeliling Doni sangat sedih dan merasa iba. Karena tahu bahwa Doni sudah meninggal. Andi baru menyadarinya. Lima belas menit kemudian, papa dan mama Doni datang. Mereka sangat sedih melihat anaknya. Dan bertambah sedih serta merasa bersalah ketika mereka mengetahui bahwa Doni sudah meninggal. Papa dan mama Doni terlihat sangat merana sekali.


Lalu jenazah Doni dibawa pulang oleh kedua orang tuanya untuk dimakamkan. Esok siangnya jenazah Doni dimakamkan. Semua teman dan gurunya datang. Serta seuruh keluarganya. Mereka terlihat sangat terpukul sekali. Terlebih mama dan papanya. Serta Clara, adik Doni. Mereka baru sadar betapa malangnya Doni selama ini. Selalu saja mereka abaikan. Sampai akhirnya dia kabur dan meninggal setelah tertabrak mobil yang supirnya mabuk. Papa, mama dan Clara sangat menyesal atas perlakuan mereka pada Doni selama ini. Tapi sayang nasi sudah menjadi bubur. Mereka sudah terlambat untuk minta maaf pada Doni, karena kini ia telah tiada.

Harry Potter Photos Widget